oncontextmenu='return false;' onkeydown='return false;' onmousedown='return false;' ondragstart='return false' onselectstart='return false' style='-moz-user-select: none; cursor: default;'>

Pages

Rabu, 29 Juli 2015

Topologi jaringan

TOPOLOGI JARINGAN

Topologi jaringan komputer secara umum adalah sbb :

Berhubungan dengan ClearOS, ada dua mode ClearOS, yaitu mode Gateway dan
Standalone.
1. Mode Gateway
    Mode gateway difungsikan jika ClearOS bertindak juga sebagai Router dalam
jaringan. Topologinya adalah sbb :

Mode Gateway mensyaratkan minimal ada dua Lancard
Terpasang di ClearOS, untuk input-output
ClearOS
Modem
Switch
Client 1
Client 2
Client 3

2. Mode Standalone
    Mode standalone difungsikan jika ClearOS bertindak sebagai Server. Oleh karena itu,
jika ClearOS dalam mode standalone, HARUS ada Router lain yang mengatur lalu
lintas data ke/dari Server ClearOS. Mode Standalone mensyaratkan hanya ada satu
LANcard di Server ClearOS.
Router memegang peranan penting di mode Standalone. Dalam mode ini, ClearOS
bersifat pasif. Pengarahan trafik jaringan di lakukan oleh Router. Router dapat
betupa hardware Router (Cisco, Juniper, RB Mikrotik,dll) atau bisa berupa PC Router
yang diinstal Operating System seperti Windows, Linux, Mikrotik OS,dll.
ROUTER VS SERVER
Banyak yang menyamakan antara Router dan Server (dan beberapa literatur berkata
demikian), Cuma menurut saya pribadi, dua hal ini beda.
Router : Berfungsi mengatur lalulintas data di jaringan, menuju dan
dari device/komputer yang terkoneksi disana. Router juga berfungsi menjembatani
antar kelompok jaringan tertentu, misalnya berbeda kelas IP atau berbeda subnet.
Server : Berfungsi menyediakan pelayanan khusus kepada client di
jaringan. Contohnya adalah : Web server, Mail Server, Data Center, Proxy Server,dll.
ClearOS mampu melaksanakan kedua fungsi ini tergantung mode yang dipilih.

Subnetting

SUBNETTING 
Seperti yang telah saya jelaskan di Bab IP Address, setiap kelas IP Address memiliki Network Address dan Broadcast Address,, 
Contohnya :
IP Address

      11000000       10101000
00000101
00001100
              192                 168
5
12
Network Address
      11000000       10101000
00000101
00000000
              192                 168
5
0
Broadcast Address
      11000000       10101000
00000101
11111111
              192                 168
5
255
 

IP Address 192.168.5.12 adalah termasuk kelas C, secara default, subnet mask kelas C adalah 255.255.255.0 yang meliputi seluruh ip address dalam satu network. Dalam contoh berarti subnet mask 255.255.255.0 meliputi range ip address 192.168.5.1 – 192.168.5.254 (254client)
Konsep subnetting adalah untuk memisahkan ip address dalam satu network menjadi beberapa sub network. Misal, dengan ip range diatas, dibagi lagi ke 4 divisi. Tentu saja bisa
Keuntungan sistem subnetting adalah masing-masing subnet memiliki network address dan broadcast address sendiri-sendiri sehingga tidak mengganggu lalu lintas data secara keseluruhan.

IP Address

IP ADDRESS


IP adalah sebuah protocol jaringan, secara umum dijalankan bersama protocol TCP, sehingga sering disebut TCP/IP.

Adanya IP Address merupakan konsekuensi dari penerapan Internet Protocol untuk mengintegrasikan jaringan komputer Internet di dunia. Seluruh host (komputer) yang  terhubung  ke  Internet  dan  ingin  berkomunikasi  memakai  TCP/IP  harus memiliki  IP  Address  sebagai  alat  pengenal  host  pada  network.  Secara  logika, Internet merupakan suatu network besar yang terdiri dari berbagai sub network yang terintegrasi. Oleh  karena itu, suatu  IP Address  harus  bersifat unik untuk seluruh dunia. Tidak boleh ada satu IP Address yang sama dipakai oleh dua host yang berbeda. Untuk itu, penggunaan IP Address di seluruh dunia dikoordinasi oleh lembaga sentral Internet yang di kenal dengan IANA (Internet Assigned Numbers Authority) di  www.iana.org

IP address ada dua macam , IP versi 4 (IPv4) dan  IP versi 6 (IPv6). Berikut adalah perbedaan antara IPv4 dan IPv6 menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo):

Fitur

IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.

IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.


Routing

IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.

IPv6:  Dengan  proses  routing  yang  jauh  lebih  efisien  dari  pendahulunya,  IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.

Mobilitas

IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.

IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan   lain   dengan   tetap   terjaganya   kelangsungan   sambungan.   Fitur   ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.

Keamanan

IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.

IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.


Ukuran header

IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.

IPv6:  Ukuran  header  tetap  40  oktet.  Sejumlah  header  pada  IPv4  seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.


Header checksum

IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.

IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to- end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai


Fragmentasi

IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat  fitur  MTU  discovery  yang  menentukan  fragmentasi  yang  lebih  tepat

menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.


Configuration

IPv4:  Ketika  sebuah  host  terhubung  ke  sebuah  jaringan,  konfigurasi  dilakukan secara manual.


IPv6:  Memiliki  fitur  stateless  auto  configuration  dimana  ketika  sebuah  host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.


Kualitas Layanan

IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.

IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi.


IP Address Version 4

Oleh karena sekarang ini secara umum, jaringan komputer masih memakai IPv4, maka kita bahas hanya IPV4. Selanjutnya kata IP Address yang digunakan dipembahasan ini selanjutnya merujuk ke IPv4.

IP Address terdiri dari bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Tiap segmen terdiri atas 8 bit yang berarti memiliki nilai desimal dari 0 - 255. Range address yang bisa digunakan adalah dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan 11111111.11111111.11111111.11111111.


IP Address dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian bit network dan bagian bit host. Bit network berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan bit host berperan dalam identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki bit network yang sama.

Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. Ada 3 kelas address yang utama dalam TCP/IP, yakni kelas A, kelas B dan kelas C. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address.

KELAS A

Ciri IP kelas A :

-   Bit pertama adalah 0

-   8 bit pertama adalah bit network dan 24 bit selanjutnya adalah bit host.

-   Jumlah network = 128

-   Jumlah host per network = 16.777.216


KELAS B

Ciri IP Kelas B :

-   Bit pertama adalah 10

-   16 bit pertama adalah bit network dan 16 bit selanjutnya adalah bit host

-   Jumlah Network = 16.384

-   Jumlah Host per Network = 65.536


KELAS C

Ciri IP Kelas C :

-   Bit pertama adalah 110

-   24 bit pertama adalah bit network dan 8 bit selanjutnya adalah bit host

-   Jumlah Network = 2.097.152

-   Jumlah Host per Network = 254

Untuk mempermudah konversi binari ke desimal, bisa digunakan calculator online berikut : http://mistupid.com/computers/binaryconv.htm

Untuk  perhitungan  ip  address,  ip  network,  ip  broadcast,  dll.  Gunakan  ini:
http://www.subnet-calculator.com/

Ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah :

1. Network Address

Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat  network  address   untuk  menentukan  kemana  paket  tersebut  harus dikirimkan.

Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah
202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat)
untuk  menentukan  jalur  mana  yang  harus  ditempuh  surat  tersebut.  Pekerjaan
"routing" surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di


Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data.


11001010    10011000    00000001    11111010     
202    152    1    250     
Host IP Address     
11001010    10011000    00000001    00000000     
202    152    1    0    
Network IP Address


2. Broadcast Address

Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address menjadi 1.

Jadi, untuk host dengan IP address 202.152.1.250, broadcast addressnya adalah
202.152.1.255

Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh

host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address.


Host cukup mengirim  ke alamat broadcast, maka seluruh  host yang ada  pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat  unik  dan  kedua  adalah  broadcast  address  pada  network  tempat  host tersebut berada. Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi


11001010    10011000    00000001    11111010     
202    152    1    250     
Host IP Address     
11001010    10011000    00000001    11111111     
202    152    1    255    
Broadcast IP Address

PRIVATE IP ADDRESS

Untuk keperluan jaringan lokal /Local Area Network seperti jaringan pribadi, warnet, sekolah, kantor, laboratorium, dll maka telah ditetapkan range IP Address Private untuk masing-masing kelas. IP Address ini tidak akan dirouting ke internet, oleh karena itu, ip address ini tidak dapat digunakan sebagai ip pengenal di Internet.IP private tidak perlu mendaftar ke IANA


dan  IP  Publik  tidak  boleh  sama  sedunia  karena  IP
pengenal di internet.    Publik    digunakan  sebagai     
Daftar IP Private adalah sbb :             
Kelas A            10.0.0.0 – 10.255.255.255            16.777.216 hosts     
Kelas B            172.16.0.0 – 172.31.255.255        1.048.576 hosts     
Kelas C            192.168.0.0 – 192.168.255.255    65.536 hosts    

Untuk mengkoneksikan IP Private ke internet maka diperlukan teknik NAT ke IP Public. IP Publik adalah IP Address yang didapatkan dengan cara mendaftar ke IANA

NAT (Network Address Translation)

Pengertian dan jenis-jenis NAT sangat luas, tetapi intinya NAT adalah memetakan IP
tertentu ke IP yang lain.

Secara umum, NAT digunakan untuk mengkoneksikan IP Private ke internet melalui IP Publik. Keuntungan sistem ini adalah, hanya diperlukan sebuah/sedikit IP Publik untuk menangani banyak IP Private. Hal ini menghemat kebutuhan akan IP Publik yang jumlahnya terbatas dan harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk mendapatkannya.

Senin, 27 Juli 2015

Layer Osi



Pengertian 7 Layer OSI

7 Layer OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI mempunyai sebuah kepanjangan, yaitu : Open System Inter Connection yang merupakan Kumpulan Layer-layer yang tidak salingbergantungan namun saling berkaitan satu sama lainnya, maksud dari pernyataan tersebut adalah masing-masing Layer sudah mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing dan Saling mengisi satu sama lain, dan sama halnya dengan sebuah kerjasama Kelompok. jika salah satu dari Layer tersebut tidak digunakan berarti tidak akan Terbentuk jaringan.

Komponen Penyusun 7 Layer OSI
7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :
  1. Physical Layer 
  2. DataLink Layer 
  3. Network Layer 
  4. Transport Layer 
  5. Session Layer 
  6. Presentation Layer 
  7. Application Layer.
Dari ke Tujuh layer tersebuat mempunyai 2 (dua) Tingkatan Layer, yaitu:
  1. Lower Layer yang meliputi : Physical Layer, DataLink Layer, dan Network Layer.
  2. Upper Layer yang meliputi : Transport Layer, Session Layer, Presentation Layer, dan Application Layer

Fungsi Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya
Dari ke Tujuh Layer tersebut juga mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing, yaitu :
  1. Physical Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical layer adalah NIC (Network Interface Card) berikut dengan Kabel - kabelnya
  2. DataLink Layer : Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yangdisebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
  3. Network Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3 (Switch Manage).
  4. Transport Layer : Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
  5. Session Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama.
  6. Presentation Layer : Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam Layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
  7. Application Layer : Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer  ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.